Wednesday, November 16, 2011

Twinkle in her eyes

A twinkle in the eyes means joy in the heart.... Proverbs 15 : 30 A - MSG Version

Saya termasuk orang yang percaya bahwa mata itu bisa berbicara, ada yang istilahnya mata itu ga bohong. Tapi teman saya pernah mencela mengenai hal ini,  katanya " kok percaya hal begituan sih?" .
Well, setiap orang bebas berpendapat ya?

Saya suka memperhatikan mata orang ketika berbicara, kadang manusia itu pinter bersandiwara sih, tapi seperti yang saya bilang mata itu berbicara deh. Apakah benar senyum yang menghiasi wajah, itu terpancar dari matanya juga? Ada yang bisa senyum lebar sepanjang pembicaraan, tapi matanya terasa kosong, hampa. You just can't lie with your eyes!

Topik mengenai twinkle in her eyes terinspirasi dengan kejadian nyata , baru saja saya alamin kemarin.
Saya bersyukur karena sebagai manusia, Tuhan menciptakan suatu rasa yang namanya rasa empati, rasa kasihan, rasa ingin menolong orang lain. Dan saya bersyukur terlebih lagi karena keluarga saya memberikan contoh baik mengenai rasa peduli terhadap sesama.

Berawal dari cerita saya mengenai seorang ai (panggilan untuk tante) pemulung di daerah kompleks kantor saya . Seorang ibu yang kira-kira seumuran dengan mama saya, dengan 4 anak. Yang demi memenuhi kebutuhan hidupnya terpaksa harus menjadi pemulung. Suaminya meninggal dengan mendadak, membuat ai yang tidak punya kemampuan apa-apa mengambil keputusan untuk jadi pemulung.

Saya jelas tidak tega melihat keadaan ai, dan seorang koki saya pernah memberikan satu nasihat bagus sekali. Dia pernah bilang ketika itu ada seorang pengemis datang di restoran saya, " Jangan cuma bilang kasihan saja. Kalau mulut sudah keluar kata "kasihan ya?", dompet musti buka kasi uang ke orang itu"
Sejak itu, setiap saya merasa kasihan terhadap orang, kalau saya tidak mau keluarin uang buat bantu tuh orang, mending jangan sampai ada kata " kasihan ya?" meluncur dari mulut saya.

Saya mempunyai belief system yang mengatakan tidak ada hal yang kebetulan di dunia ini. Sejak pertemuan pertama, saya memang sudah tergerak untuk membantu si ai. Waktu itu saya pikir, maybe cuma kesempatan hari ini saya bisa ketemu dia, jadi saya tidak mau ada penyesalan yang timbul karena saya tidak melakukan apa-apa padahal kesempatan diberikan bagi saya untuk berbuat sesuatu.

Tapi ternyata pertemuan pertama berlanjut dengan pertemuan-pertemuan berikutnya, sampai akhirnya saya menjadi rutin mengumpulkan botol-botol plastik untuk diberikan kepada ai dan juga bantuan uang. Keluarga saya tahu mengenai ai ini karena di rumah, saya sampai membeli tempat sampah khusus botol plastik. Jadi semua orang dirumah, juga membantu saya mengumpulkan botol-botol plastik.

Sampai suatu hari, saya mengambil foto si ai secara candid, tujuannya agar keluarga saya tahu bahwa ini loh orang yang selama ini saya ceritakan, keadaannya ya seperti ini. Kurus dan tua tapi harus memanggul karung berisi botol plastik dan karton bekas yang berat.
Adik saya dan papa saya langsung berespon terhadap foto yang baru saja terkirim di bb group family.


 Papa terus bertanya-tanya soal si ai, kapan saya ketemu dia lagi? Kasihan ya, kurus sekali si ai. Dan akhirnya dia mengutarakan kalau dia mau membelikan 10 kg beras untuk si ai.


 Akhirnya saya menyampaikan niat baik papa kepada ai, saya serahkan 10 kg beras dan dia berterima kasih.
Keesokan harinya, kita bertemu lagi . Ai abis melakukan 'penyetoran' botol-botol plastik yang sudah dia kumpulkan dan saya sedang membeli makan siang .
Tahu apa yang dia lakukan saat itu? Dia pegang tangan saya dan melihat saya mata ke mata dan berkata," Terima kasih ya, papa kamu biar panjang umur. Anak-anak saya juga bilang terima kasih"
Mata nya ketika itu, sangat tulus dan benar-benar berterima kasih. Saya hanya bisa diam saja, menatap balik ke matanya dan tersenyum. Andai saja, mata saya punya kemampuan buat men-capture mata si ai, lalu bisa saya upload ke blog ini  deh.. :D

Hari itu, saya sudah mendapatkan reward tak terlupakan ketika bisa berbuat baik, ucapan terima kasih yang keluar bukan melalui kata-kata saja tetapi lewat mata yang bersyukur.
Terima kasih Tuhan untuk satu kesempatan lagi untuk berbagi kebaikanMu dengan orang lain.

Saturday, October 8, 2011

Brother ( Now and Then)





Yeep, I'm thinking of you so i want to write it especially for you, my dear brother.....


To the outside world we all grow old.  But not to brothers and sisters.  We know each other as we always were.  We know each other's hearts.  We share private family jokes.  We remember family feuds and secrets, family griefs and joys.  We live outside the touch of time.  ~Clara Ortega

Satu hal yang saya syukuri dalam hidup ini adalah saya memiliki adik-adik (perempuan dan laki-laki). Bersyukur saya tidak melewati masa kecil saya sendirian, ada banyak kenangan indah yang saya telah jalankan bersama kedua adik saya. Ada tawa, bercanda, keisengan, bahkan juga marah-marah pastinya.


Masa-masa susah dulu, ketika mama harus bekerja dan papa juga jarang di rumah ternyata menjadi hal yang membuat kami bisa menjadi dekat sampai sekarang, karena kami harus selalu menghabiskan waktu bertiga dan bermain :)


Mungkin saja usia kami terus bertambah, tapi dalam hati rasanya kami masih anak-anak yang sering ditinggal di rumah dan bermain dengan akurnya. Berbagi tawa dan cerita.


After a girl is grown, her little brothers - now her protectors - seem like big brothers.  ~Terri Guillemets






Perbedaan usia yang lumayan jauh ( 7 Tahun ) membuat kehadiran adik laki-laki saya seperti saya punya "mainan" baru. Ada yang bisa saya gendong-gendong, saya pelukin, saya godain, saya suruh-suruh. Tapi dengan seiring jalannya waktu, adik kecil saya yang dulu masih saya anggep anak kecil, sekarang berubah menjadi seorang laki-laki dimana saya butuh perlindungannya. Saya masih ingat ketika ada seorang pria yang berusah tidak sopan kepada saya, dan adik saya menjadi marah dan bilang, " Kalau diapa-apain, bilang aja ke gue. Ntar gue yang hadepin. "





Posisi sudah terbalik, kalau dulu saya yang ditugasin papa mama untuk jagain dia, sekarang saya dijagain sama dia. Thanks Bro...




I don't believe an accident of birth makes people sisters or brothers.  It makes them siblings, gives them mutuality of parentage.  Sisterhood and brotherhood is a condition people have to work at.  ~Maya Angelou
 
Quote terakhir ini bikin saya sadar tentang sesuatu. Kelahiran memang membuat Siska dan Ricky menjadi saudara sekandung saya. Tapi sisterhood and brotherhood butuh usaha, butuh kerja keras. Buktinya banyak orang yang katanya kakak adik, tapi ga akur, malah berantem, musuhan.

Saya kepengen hubungan kakak adik dalam keluarga saya semakin harmonis, semakin sempurna. Karena saya tahu pada akhirnya, hanya keluarga yang paling mengerti dan menyayangi saya karena siapa saya. Baik dan buruknya saya, mereka bisa menerimanya.

So, buat Ricky..adikku yang hari ini berulang tahun ke-24.

Cece bersyukur karena Tuhan kirim seorang adik laki-laki, yang dulu bisa main bareng (sekarang juga masih bisa sih) tapi sekarang bisa jadi seorang pelindung.. hehe... 

Semoga impianmu tercapai dan jangan lupakan Tuhan dalam setiap langkahmu, karena Tuhan sayang sama kamu.

Menjadi lebih dewasa dalam pemikiran, perkataan, tindakan, karakter. You are not longer a boy anymore, but a man ( a gentleman , right?).

Happy Birthday ya ......

With love,

Cece Kaka 


Friday, September 30, 2011

BALI ( The trip maybe over but the memories last ) 2011


Ada banyak cerita dalam liburan ke Bali tahun ini. Dari awal sudah membayangkan hal yang seru di Bali karena saya akan pergi dengan kedua teman saya, Ci Martha  dan Lisa. Liburan dengan sahabat sudah pasti akan kesan yang beda dibanding jika kita pergi dengan keluarga ( betul kan?).

Berangkat dengan pesawat Lion pada tanggal 21 September 2011 jam 9.30, dan dijadwalkan akan tiba di Denpasar pada pukul 12.25. Puji Tuhan, pesawatnya ga delay bahkan kita tiba 10 menit lebih awal dari yang dijadwalkan. Baliiiiiiii..... Here we comeeeee !!!!!

Day 1 ( Ubud - Bebek Tepi Sawah, Monkey Forest )

Ci Martha yang sudah 2 minggu di Bali yang menjemput kita di bandara, jadi ceritanya ini liburannya nyusul dia kesana. Hari pertama schedule nya adalah pergi ke Ubud. Setelah nonton film Eat, Pray, Love yang katanya lokasi shootingnya di Ubud, saya jadi penasaran.
Perjalanan dari Denpasar ke Ubud kira-kira 1-1,5 jam. Karena kita tiba sudah siang di Denpasar, maka tujuan pertama kita adalah makan siang di Ubud....Sebenernya yang terkenal adalah Bebek Bengil tapi oleh supirnya , dia membawa ke restoran Bebek Tepi Sawah.
Karena perjalanan cukup jauh, pak Made banyak bercerita jadi daerah Ubud tuh daerah seni gitu. Disana nanti kita akan melewati banyak toko pengrajin perak, trus ada juga museum Blanco ( seorang pelukis dari Spanyol ), ada juga yang pengrajin batik. Namanya uda kelaperan yah, jadinya kita ga nafsu juga liat-liat ke tempat yang dia sebutkan.

Trus Pak Made meneruskan ceritanya tentang nama-nama panggilan seperti Wayan, Made, Nyoman dan Ketut itu menunjukkan dia anak ke-berapa? Jadi kalau anak pertama, namanya pasti ada Wayan ( Untuk Laki-laki) dan Putu ( untuk Perempuan). Made itu anak kedua, Nyoman adalah anak Ketiga dan Ketut adalah anak keempat. Kalau anak kelima? Balik lagi ke Wayan.
Ahh saya jadi tahu berarti dosen saya adalah anak ketiga karena namanya Pak Nyoman :)

Bebek Tepi Sawah, nama restoran yang cukup unik jadi ceritanya makanan andalannya memang bebek crispy banget. Jujur saya bukan pecinta bebek, terakhir makan bebek selalu berasa ada 'bau diri' si bebek jadi ga nafsu deh makannya. Tapi selagi di Bali, saya pengen nyobain semua hal baru. Ternyata bebeknya yang digoreng crispy ini bisa menghilangkan bau dirinya. Makan di restoran ini bukan hanya lidah kita dimanjakan tapi juga mata kita, karena disini kita dikasi view sawah...beneran sawah. Duhh satu hal yang belum saya temui di Jakarta, rasanya peaceful banget deh. I like it, this place is recommended.

Monkey Forest, kalau sudah di Ubud ya wisata andelannya adalah ini. Sebenernya kita beneran kayak masuk hutan dan di dalem cuma ada monyet dan monyet dan monyet lagi. Tiket masuknya Rp. 20.000,- dan di pintu masuk biasanya ada mbok yang jualan pisang, kalau kita mau ikutan kasi makan si monyet. Tapi saya takut sama monyet, ntar kalau dikasi makan terus monyetnya malah ngikutin saya kan berabe  ( parno berlebihan... hehehe).
Disini saya lumayan tegang secara saya ini emang parno ama monyet, takut ketemu monyet yang bandel. Alhasil sepanjang masuk ke hutan, saya harus megangin tangan temen saya. Pokoknya don't leave me alone!!
Oya disini ada pelajaran penting, jangan membawa tas yang tidak ada zippernya. Salah satu monyet berhasil mengambil tisu dari tas ci Martha . Untung cuma tisu, coba kalau dia berhasil ambil dompet atau hp atau benda yang lain. Bisa nangis deh!

Cafe Wayan.
Nah sebenernya di Ubud itu banyaknya ya model cafe gitu, jadi cafe-cafe diselingin dengan toko baju atau souvenir. Cafe wayan ini lumayan cozy buat santai-santai baca buku atau ngobrol2. Tempatnya lumayan gede, kita bisa milih mau yang lesehan atau yang duduk di kursi. Karena masih kenyang makan bebek, jadi kita cuma mau nyantai sebentar dan nikmatin suasana jadi saya cuma pesan pancake banana dan teh red berries. Pancake nya enak juga, soalnya tipis jadi ga bikin kenyang dan rasanya ada madu, kayu manis dan parutan kelapa.

Fun Fact : kalau mau mencari diskotik di Ubud kaga bakal ketemu ya, soalnya dari cerita pegawai di cafe Wayan, pemerintah daerah Ubud memang tidak kasi ijin buat diskotik dan sejenisnya. Kalau mau mencari tempat yang tenang, Ubud tempat yang tepat.


Day 2 ( Bounty Cruise - Nusa Lembongan )
Awalnya kita ambil cruise ini adalah tertarik dengan cerita teman Lisa yang katanya kalau mau liburan berkesan di Bali ya musti ikutan cruise.
Jadi ada 3 pilihan cruise yang jadi pilihan : Bounty Cruise, Quicksilver dan Bali Hai.
Apa aja sih yang ditawarkan? Dengan membayar Rp. 575.000 ( kita harus booking di internet dulu soalnya kalau langsung ke sana bisa kena 700ribu lebih), kita dapat fasilitas antar jemput dari Hotel ke dermaga. Perjalanan di cruise memakan waktu kira-kira 45 menit sampai 1 jam, lalu kita akan sampai di Nusa Lembongan. Nah disini kita bisa maen Banana Boat, Canoeing, Snorkeling, Glass Bottom, sama maen Sliding yang kayak di waterpark gitu. Mustinya sih kita bisa dapet tur ke desa tapi karena ada upacara Ngaben jadi hari itu kita tidak bisa ke desa deh. Makan pagi dan makan siang juga disediakan.
Jadi untuk aktivitas ini dimulai dari jam 9.00 - 16.00.

Tips untuk cruise trip ini :
1. Kalau kamu gampang mabok laut, mendingan tidak ikutan trip ini deh. Soalnya ombaknya bisa parah, walaupun udah minum antimo tapi tetep ga mempan. Bayangkan rasanya seperti maen kora-kora tapi diayun ke kiri dan ke kanan.
2. Kalau tetap penasaran, jangan lupa minum antimo setengah jam sebelum perjalanan di mulai.
3. Pelajaran penting tentang anter jemput dari Hotel ke dermaga adalah harus on time! Soalnya yang dianter jemput kan bukan cuma kita aja.
Saya malu banget, karena kita memang udah janjian jam 8.30 akan dijemput di hotel. Pas supirnya telp, kita sedang breakfast dan dengan santainya ci Martha suruh supirnya tunggu sebentar karena kita msh sarapan. Akhirnya setelah 15 menit, kita baru ke lobby dan ketemu sopirnya. Tau ga? pas msk mobil, ternyata uda ada 3 bule. Ooopsss....my bad!

Day 3 ( Flying Fish, Oleh-oleh, Sunset dan Jimbaran)
Schedule pertama adalah Flying Fish di Tanjung Benoa,Nusa dua ( sekali lagi, kalau mau maen watersport harga booking di internet lebih murah daripada langsung ke sana nya kecuali sudah ada kenalan orang sana ya.)
Dari Hotel (daerah kuta) ke Nusa dua ternyata cukup jauh loh. Awalnya kita rencana mau naik taxi blue bird (yang di bali namanya jadi Bali taxi) tapi dari pihak hotel nawarin juga taxi hotel yang bentuknya mobil kijang dan kita musti nego-nego dulu. Awalnya dia buka harga 120rb loh buat ke tanjung benoa itu, tapi kita tawar 50rb aja. Soalnya menurut info sih, kalau naik taxi paling kena 50 rb juga. Tapi karena perjalanan cukup jauh, saya ga tega. Akhirnya kasi 60rb aja deh.

Flying fish seru juga tapi sayang durasinya pendek cuma 15 menit. Pilihan permainan disini adalah Parasailing, Donut, Flying Fish, Banana Boat, Scuba Diving, Sea Walker, trip ke penangkaran penyu ( untuk trip ini hitungnya harga sewa per perahu = Rp. 300.000,- kapasitas 10 org. Jadi kalau cuma pergi berdua ya kemahalan, lebih baik pergi rame-rame).

Oleh-oleh
Sebenernya pusat oleh-oleh yang sering direkomendasikan adalah Krisna ( dia buka 24 jam dan lokasi deket dengan bandara) tapi sama pak Made, kita dibawa ke Kampung Nusantara. Oya, di Bali terkenal sama Pia Susu nya tapi katanya musti pesen seminggu sebelumnya soalnya banyak yang pesen.

Yang suka Kaos Joger ada di daerah Kuta.

Sunset di Ayana ( Rock Bar)
Jujur ya ga bisa lupa sama suasana di Ayana Resort. Di sini terkenal sama Rock Bar, dari Resortnya kita harus pake kereta khusus buat ke Rock Bar yang ada di atas laut gitu deh. Tapi sayang antrinya lama banget, karena 1 kereta cuma bisa bawa 5 penumpang. Akhirnya daripada cape-cape antri dan moment liat sunsetnya ga dapet, akhirnya kita mutusin buat nikmati sunset diatas saja deh. Dan memang indah banget pemandangan disini. Pengen inep sini ah kalau ke Bali lagi..:))
 Jimbaran
Sebenernya suasana dinner di Jimbaran cukup oke, denger deburan ombak, liat bukit yang  cuma terang dengan lampu-lampu kecilnya trus ada juga penyanyi dan grupnya yang mendatangi tamu (biasanya sih meja dengan grup besar yang dia datengin). Disana yang terkenal kan Menega Cafe tapi ya ampun rame banget, akhirnya kita makan di sebelahnya resto Teba tapi sayang banget pelayanannya lama.

Kuliner :
Kalau ke Bali , cobain yang namanya Nasi Jinggo. Ini sih sebenernya mirip ama nasi kucing, kemarin kita beli satunya Rp. 3.000,- tapi sambelnya makyus..( Jualnya pinggir jalan gitu, cuma pake meja dan lampu kecil)
Yang suka sambel juga, cobain deh Nasi Tempongan Indra , ada di Jalan Imam Bonjol. Ini bukan masakan khas bali tapi sambelnya manteppp banget. Dijamin Huu Haa Huu Haa sambil lap keringet disini.Berani coba?
Sate Plecing kata Ci Martha enak, tapi kita ga sempet nyobain sih.
Trus ada Warung Made di seminyak.

Liburan berakhir tapi kenangan selalu di hati.
Cieee... agak puitis kan? tapi jujur setelah Balik ke Jakarta, yang saya pikirin adalah kenangan-kenangan selama di Bali. Buat saya yang penting bukan hanya pengalaman baru ke tempat baru tapi soal ketemu hal-hal baru soal teman saya.
Saya jadi tahu kan kalau Lisa adalah penggemar Bolu, soalnya dia baru ngaku pas breakfast yang dia ga tahan adalah bolu nya.. Hahaha...
Satu kenangan yang lucu adalah lagu Indonesia Raya. Saya inget bener pagi pertama saya bangun, saya kaget ada lagu Indonesia Raya pake speaker lagi. Saya jadi berasa suasana 17 belasan, saya pikir mungkin hari ini ada acara khusus kali ya? Jadi saya ga ambil pusing. Pagi kedua saya bangun ternyata juga diputerin lagu itu. Dan pagi ketiga baru saya sadar ada sekolah di depan hotel kita, makanya tiap pagi akan selalu ada lagu Indonesia Raya.

Pengalaman lucu lagi adalah ketika berbelanja dan harus menawar. Saya bukan orang yang pinter nawar, jadi buat saya belanja di tempat yang harus nawar itu susah. Nah pas lagi suka sama 1 baju, biasa kan kita saling minta pendapat ya.."mau nawar berapa nih?", cuma kalau ngomong pake bahasa Inggris kan pasti penjual ngerti, trus saya mau ngomong mandarin juga kaga bisa. Untung Lisa dan saya bisa bahasa Khek, jadi dengan bahasa Khek sekadarnya, kita berkomunikasi soal harga baju yang mau kita tawar. Hahahaha....
Lain waktu kita 1 mobil ber-BBM ria karena mau komentari gaya nyupir pak Made yang nekad nae trotoar!

Malam terakhir juga pengalaman yang tak terlupakan, soalnya saking isengnya ci Martha yang suka ledekin saya, akhirnya kita maen kelitikan sampe gigit2an. Itu malem kita ketawa kenceng banget, makin malem makin kenceng kali sampe takut bakal diprotes sama tamu di kamar sebelah. Hahahaha....

Ga sabar pengen trip bareng lagi, katanya sih mau ke Macau. Jadi ga ya? Jadi ga jadi, yang pasti budget jalan-jalan harus ada, soalnya kita bukan robot loh . Hidup musti balance, work hard play hard holiday hard!!!! Setujuuuuu??????

Wednesday, August 17, 2011

KENANGAN

Yang Pergi tidak akan kembali
Aku sadari itu
tapi kau .... kau selalu kembali
dalam pikiranku menjadi kenanganku

Mungkin karena kita tak sempat mengatakan kata perpisahan waktu itu
Tapi yang pergi tak akan kembali
aku mengerti itu.

Kau tak banyak bicara ketika bekerja
Duduk di sofa dan tangan keriputmu masih sangat lincah untuk menyobek-sobek kertas itu.

Kau juga suka mengulang-ulang pertanyaan yang sama,
"Sudah makan belum? kalau belum...makan dulu ".
Aahh...mungkin karena faktor usia saja..
aku mengerti

Satu tahun..dua tahun..tiga tahun berlalu
dan aku masih merindukanmu.
Dalam kenangan, kau selalu kembali

(In memoriam my beloved popo)


Thursday, August 11, 2011

Lihat Kebunku


Mama saya adalah seorang pecinta bunga. Matanya akan menunjukkan ekspresi yang berbinar-binar ketika dia sedang membicarakan tentang bunga ataupun sedang mengurusi bunga-bunganya. Makanya salah satu impian saya adalah membelikan beliau sebuah rumah dengan cukup lahan untuk berkebun.

Setelah bertahun-tahun mendengar cerita-cerita mama mengenai bunga-bunganya akhirnya membuat saya penasaran juga. Dan saya putuskan untuk memulai berkebun juga, tempatnya di kantor saya. (Bukan) kebetulan bahwa kantor saya yang berbentuk Ruko memiliki tempat luas di lantai paling atas, sebenarnya fungsinya sebagai tempat untuk menjemur pakaian. Tapi karena tidak terpakai, maka cocoklah untuk ditaro beberapa pot bunga.

Dan mulailah pengalaman saya sebagai seorang tukang kebun amatiran … hehehehe… Ditemani oleh ibu pembantu di kantor, saya akhirnya membeli beberapa bunga. 2 pot bunga mawar, 1 pot bunga blue eyes, 1 pot bunga sutra Bombay, lalu masih ada 3 pot lagi yang saya lupa namanya. 1 jenis seperti sayuran dan akhirnya kita namakan po chai ( ngarang abiess) , lalu 1 jenis lagi berbentuk bola pingpong berwarna ungu.

Setiap pagi saya akan naik dan mengisi ember dengan air yang cukup untuk menyiram bunga-bunga itu. Ternyata ada beberapa bunga yang membutuhkan banyak air supaya tidak layu tapi ada juga yang tidak boleh disiram terlalu banyak. Awalnya saya tidak tahu, tapi lama-kelamaan akhirnya saya mengerti juga. Saya juga salah merawat bunga mawar saya, seharusnya mawar tidak boleh terkena matahari langsung.
Namun yang paling ditunggu-tunggu adalah cerita saya mengenai bunga sutra Bombay. Ada berapa yang mekar? Warna apa saja? Seru sekali bagian menghitung berapa yang mekar, karena banyak sekali yang mekar setiap hari.

Ternyata saya bukan pecinta bunga seperti mama saya, akhirnya setelah setahun merawat bunga-bunga itu akhirnya saya pun menyerahkan tugas itu kepada ibu pembantu di kantor.
Saya belajar dari pengalaman itu bahwa untuk merawat bunga saja, saya harus meluangkan waktu tiap hari loh.. bayangkan apa jadinya bunga-bunga itu tidak saya perhatikan, saya menyiramnya ya suka-suka sajalah. Kalau mood siram, kalau ga mood cuekin aja. Rasanya dalam waktu 1 minggu, semua bunga-bunga saya akan mati kekeringan.

Lalu saya berpikir, wah apalagi dalam satu hubungan ya? Saya rasa dalam satu hubungan, baik itu dengan pasangan, sahabat atau bahkan keluarga. Kita tidak bisa terlalu cuek loh, yang kalau mood kita baik sama mereka. Kalau ga mood ya sudah cuekin saja. Kalau mau ya kita kasih perhatian, kalau ga ..bisa ga ngomong seminggu. Astaga???

Pernah baca mengenai 5 bahasa kasih ? Tulisan dari seorang psikolog bernama dr. Gary Chapman. Tulisannya membuka pikiran saya, bahwa setiap orang memiliki tangki kasihnya masing-masing dan tangki kasih tersebut bisa menjadi kosong. Nah untuk mengisinya adalah melalui bahasa kasih.
Bahasa kasih merupakan apa yang orang itu butuhkan untuk merasa paling dicintai.

Ada 5 Bahasa kasih dan tiap orang memiliki bahasa kasih yang berbeda-beda :
1.       Kata-kata Pendukung
2.       Sentuhan fisik
3.       Saat-saat berkesan
4.       Pemberian
5.       Pelayanan

Tulisan ini hanya untuk mengingatkan diri saya, bahwa saya perlu melakukan perawatan tiap hari untuk “kebun-kebun” hubungan saya.
Kalau untuk bunga saja, kita bisa berikan perhatian setiap hari. Apalagi untuk sesama kita manusia, bukankah begitu?

Wednesday, August 10, 2011

Happiness Addicted


Ada 2 macam orang ketika lagi sakit :
Yang pertama adalah seperti saya, ketika sakit langsung mencari pengobatannya. Misalnya lagi sakit batuk, maka saya akan langsung jaga makanan saya. Stop yang goreng-gorengan, minyak-minyakan dan mencari obat untuk mempercepat penyembuhan saya.

Dan tipe kedua adalah kebalikan dari saya, yaitu tipe adik saya. Yang tidak memanjakan penyakitnya. Jadi dia dengan cueknya, akan tetap makan seperti dia tidak sakit batuk. Jadi sakit sedikit langsung cari obat itu bikin kemampuan tubuh untuk menyembuhkan diri sendiri menjadi menurun bahkan menjadi hilang sama sekali.

Ada betulnya juga sih pemikiran seperti itu, tapi kan saya  maunya cepet sembuh, pengen beraktivitas lagi dan minum obat itu mempercepat semuanya ( mental instant dimana-mana ya kakak? :D)

Trus bagaimana ya kalau yang sakit bukan tubuhnya, tapi jiwanya? Bukan gila ya maksudnya, tapi gara-gara cara hidup saya yang pengennya cari obat untuk menyembuhkan segala sesuatu eh jadi kebawa sampai ke masalah ‘Penyembuhan hati’…. Dimarahin customer,kerjaan numpuk dan deadline yang ga kekejer, bos yang permintaannya ajubile… semenit bilang pengen terbang pesawat G*ruda, semenit minta di cek pesawat lain, semenit lagi minta cek tanggal lain, abis itu minta jam lain…  Ahhhhhhh….langsung hari itu Bad Mood, bete berat dan menurut  buku panduan hidup saya dengan level bad mood yang berbeda-beda maka akan ada bermacam-macam treatment pula.

Level pertama ( tidak parah, hanya kesal ) makan coklat atau es krim sudah membantu.
Level kedua ( lumayan parah sampai saya butuh curcol) harus ‘disembuhkan’dengan makan besar dan makan enak. Saya bukan tipe yang doyan makan loh, tapi kalau stress dan bad mood larinya ke makanan ( kepengaruh sama teman-teman yang hobi makan kayaknya… hehehe).
Level terakhir adalah untuk kasus yang paling parahhh deh… maka saya akan melakukan terapi shopping, ngabisin uang ( semakin banyak semakin happy)…dan biasanya diakhiri dengan penyesalan karena pada dasarnya saya adalah perencana keuangan loh..

Well, pada awalnya sih 3 terapi ini berhasil buat saya. Setiap kali bete, kesel maka saya akan memilih 1 dari 3 pilihan diatas. Masalahnya adalah lama-lama saya berasa 3 terapi ini mulai tidak mempan mengembalikan mood saya. Terakhir saya malah merencanakan ke Bali, ngabur sementara dari rutinitas. Dan saya baru sadar, wah kayak gini sih ga bener ya? Next time, saya yakin Bali tidak akan mempan. Saya akan pergi ke Luar Negeri. Trus kalau lama-lama semuanya ga mempan, dan hati saya masih bete, masih sedih. Bagaimana dunk? Terapi apalagi yang harus diambil?

Di saat itulah, saya akhirnya memasukkan terapi level 4 menurut saya yaitu doing nothing. Ga usah diapa-apain deh. Bukankah wajar kalau manusia itu sedih, punya rasa bete? Kita kan bukan robot, yang harus diprogram untuk selalu merasa bahagia. Yupp, kita memang mencari kebahagiaan dan lama-lama rasanya kita sepertinya kecanduan untuk selalu merasa bahagia.. 24 7. Dan seperti kecanduan, yang awalnya dosis kecil akan selalu berakhir dengan dosis yang semakin besar dan besar dan besar sampai akhirnya OD. ( Ouchhh scary isn’t it?)

Let the life doing their own cure … sekarang kadang kalau saya bete, saya tidak mencari coklat atau es krim, saya tidak cari makanan enak, saya juga tidak shopping, dibiarkan aja lah.. tomorrow will be better, let’s keep hoping.

Thursday, July 7, 2011

Musikal Laskar Pelangi





Dengan para Jenius MLP : Riri Riza (Director); Mira Lesmana (Producer); Erwin Gutawa   ( Music Composer)



Jam menunjukkan pukul 11.00 dan kami sibuk memilah milih  makanan apa yang akan kami order di daftar menu. Oke, (pengakuan ) bukan jam 11 siang maksudnya jam 11 malam dan kami semua sudah tidak peduli lagi dengan niat diet dan aturan "jam makan malam terakhir."
"Hati senang...Perut senang..ayo makan aja" ajak Ci Martha yang sudah beberapa minggu ini sedang giat-giatnya diet tanpa makan malam, ternyata malam itu dia dan Ko Tonny yang paling kalap ( hadeehhh).
" ... dan tidur senang " sambung Ko Tonny, dilanjutkan dengan tawa kami berlima.

Yaa..malam itu, tanggal 3 Juli 2011. Kami berlima : Ci Martha, Ko Tonny, Lisa, Dede, dan saya baru saja selesai menyaksikan pertunjukan drama musikal Laskar Pelangi, drama yang sudah saya tunggu-tunggu dari bulan Januari sejak pertama kali saya menontonnya. Laskar Pelangi merupakan drama musikal pertama yang saya tonton dan ternyata sanggup membuat saya terpukau sehingga saya ingin menontonnya lagi dan kali ini saya pergi dengan teman-teman yang penasaran juga dengan "kehebatan" drama musikal ini yang konon di  pertunjukkan pertamanya 17 Desember 2010 -9  Januari 2011 telah menyedot perhatian 25.000 penonoton !!! ( Angkat topi, tepuk tangan, acungin jempols )

Pengalaman pertama menonton drama musikal ini merupakan pengalaman yang tak terlupakan, secara saya belum pernah sama sekali menonton teater. Masih terpatri jelas dalam benak saya, tanggal 5 Januari 2011 hari rabu, saya harus meminta ijin kantor untuk mengantri tiket di TIM. Bela-belain naik ojek,malah becek ( buat yang mengenal baik saya, mereka pasti tahu kalau saya tidak mau keluar rumah kalau diluar itu becek), ngantri 1,5 jam tanpa kepastian tiket yang masih tersisa ( sebelum tiket box di buka, sudah ada desas desus bahwa tiket yang tersisa cuma sekitar 20-30 saja, padahal yang antri sudah puluhan orang panjangnya), dan akhirnya saya termasuk beruntung karena masih bisa mendapatkan 2 tiket kelas 2. :)

Saya pun memasuki teater di lantai 2. Saya benar-benar tidak punya bayangan sama sekali mengenai apa yang akan saya tonton. Bakalan bagus ga ya? Lumayan kan tiketnya Rp. 250.000,- Pikiran itu yang muncul sebelum pertunjukkan dimulai. Jujur saja, teater merupakan tontonan mahal. Bayangkan range harganya antara Rp. 100.000 - Rp. 750.000 ... ah maklum, saya cuma penonton bioskop yang range harga cuma di kisaran Rp. 20.000 - Rp. 50.000 ( itu pun masih bisa diskon karena pakai kartu kredit B*A, buy 1 get 1 cuyyy!), tapi pertunjukkan malam itu full house, artinya biarpun tiketnya mahal tapi ludesss....

Show time! Saya kaget ada minibus di panggung. What?? ternyata panggung teater besar juga ya? Dan saya terus terpukau dengan pergantian adegan demi adegan. Saya pernah ke Belitung dan saya tahu pantai disana indah dengan batu-batu besarnya dan itu saya lihat di panggung itu, batu besar, hujan , bahkan pelangi dalam ruangan. Jenius! Nyanyiannya indah sekali, tanpa cacat! ( hebat kan? mereka bisa hafal sebegitu banyak nyanyian tanpa salah ). Dan wow..musiknya luar biasa, bagus sekali. Wah kalau bisa dibandingkan, mungkin musikalitasnya seperti dalam film ' Sounds of Music'. Keren banget deh Mas Erwin ( makin nge-fans).
Emosi penonton pun dibawa naik turun , dari tertawa geli melihat kelakuan Kucai yang protes ketika menjadi ketua kelas, atau adegan jatuh cinta antara Ikal dan Aling, serta gerakan tari Mahar yang jenaka waktu ikut karnaval hingga ke peristiwa klimaks mengenai kematian Pak Harfan, kematian ayah Lintang dan perpisahan Lintang dengan kawan-kawan sekelasnya ( dua kali menetaskan air mata di adegan ini :( )

Tentu saja ini cerita dengan happy ending. 10 murid itu ternyata sudah berhasil, ada yang menjadi pedagang, seniman, guru, pemilik kebun, bahkan Ikal tokoh sentral cerita ini telah menjadi penulis best seller dan akhirnya cerita ini bisa diangkat ke film bahkan ke teater. Keyakinan yang dimiliki sang guru tidak sia-sia, walaupun pada awalnya semua mencemooh, banyak halangan dan rintangan ( kematian Pak Harfan jelas yang paling membawa dampak), sempat berhenti mengajar tapi akhirnya dia melanjutkan perjuangannya untuk terus mengajar.

Selesai menonton, saya tersenyum  (selalu merasa ada yang terpuaskan dalam batin ketika habis menonton karya yang bagus), nulis status di bb "MLP Kereennn", nge-tweet ke accountnya Mira Lesmana sang produser ( dan senangnya lagi, dia me-retweet). Dan tiba-tiba saya terpikirkan beberapa film hollywood dengan genre yang sama, seorang guru yang percaya kepada murid-muridnya. Biasanya murid-muridnya adalah yang paling bandel, ga bisa diatur, ga punya harapan lah kalau mereka bisa berhasil. Tapi nyatanya berhasil ( Nonton deh film freedom writter). Saya suka film seperti itu, karena sayapun merasa seperti murid-murid itu. Dulu saya pernah merasa hidup saya tidak ada harapan lagi untuk memiliki masa depan yang baik, tapi ada orang yang memiliki keyakinan dalam diri saya dan mereka tidak menyerah kepada kenakalan, pemberontakan, keras kepala saya. I think the world would be a better place, when we have faith and hope to others, that they can be a better person if we don't give up to them.

Malam itu, saya senang sekali ketika melihat senyum-senyum yang menghiasi wajah teman-teman saya. Mereka bilang dramanya bagusssss bangetttttt........apalagi hari itu, kita sempat berfoto-foto dengan Mira Lesmana, Riri Riza, Erwin Gutawa, Jay subyakto, Lisa Depe, Dira Sugandi. Hunting foto kayak anak abege..hahaha...
Hmm....saya masih kepengen nonton untuk ke-3 kalinya, kali ini siapa yang mau beliin saya tiketnya ya? :D

Bersama Mira Lesmana dan Jay Subyakto

Bu Guru Muslimah dunk...
Sasaknya ga nahan .. ( Lisa Depe)

Thursday, June 30, 2011

Liburan (hanya bagi anak) SeKoLaH

"Nanti malam, kita main apa nih? perang bantal atau UNO?" pertanyaan muncul dari seorang anak laki-laki di belakang saya. Saya mencoba melihat ke belakang dan menghitung.. ternyata ada 4 anak laki-laki dan 1 anak perempuan, kisaran usia 10-12 tahun. Dan percakapan para anak-anak kecil itu pun berlanjut mengenai rencana mereka malam ini.

Sepenggal pembicaraan mereka itu mencuri perhatian saya yang sedang asik menikmati es krim sundae coklat sambil menunggu 'jemputan' shuttle bus ke rumah. 
Ahh... liburan sekolah sudah dimulai ya? Mengulang kata 'liburan sekolah' saja, sudah membawa perjalanan panjang di otak saya. 3 Minggu paling indah dalam setahun, tanpa jam malam, tanpa harus bangun pagi, tanpa ada ulangan, tanpa ada guru yang jutek dan ngomel-ngomel di kelas, tapi walaupun begitu PR tetep ada ( mungkin para guru tidak rela nih kalau murid-muridnya 'hanya' sekadar berlibur :D ).

BERMAIN ! Liburan sekolah hanya diciptakan untuk satu tujuan yaitu bermain dengan sepuas-puasnya. Bermain dengan sepupu dan teman, bermain video game sampai larut malam, bermain dimana saja dan kapan saja dengan siapa saja pun. Bener ga? ??

Coba bayangkan dua anak kecil yang tidak saling kenal, berada dalam satu ruangan dan hanya ada 1 mainan yang bisa dimainkan yaitu sebuah bola dan percakapan mereka berdua adalah sebagai berikut :
Anak 1 : Hai , namanya siapa? ( senyum lebar, extrovert nih)
Anak 2 : Joni, kamu siapa? (sambil menyodorkan tangannya, masih belum mau tersenyum)
Anak 1 : Mario. kamu sekolah dimana?Aku sekolah di bla-bla school, international loh. ( suka pamer juga)
Anak 2 : Ooh..Aku juga sekolah di bla..bla International School ( Ga mau kalah)
              Eh...hmm...( mata melirik ke bola, tapi msh ragu mau ajak main atau tidak ya? Baru kenal...enak ga  ya?hmmm.....)

Oke, sepertinya imajinasi saya agak ngawur karena anak kecil ga mungkin bersikap seperti itu deh :)), yang benar adalah salah satu dari mereka akan memulai menendang bola itu ke arah anak yang lain. Dan anak yang lain akan merespon dengan membalas tendangan. Mereka mungkin akan terjatuh saat mengejar bola, lalu mereka berdua akan sama-sama tertawa seperti mereka adalah sepasang sahabat lama dan tau ga hebatnya? mereka belum tentu sudah tahu nama masing-masing loh.

Simple? Yes .
Pertanyaannya adalah kapan ya saya terakhir mengalami hal tersebut ?        ( kenalan dengan orang baru tanpa harus melakukan back ground check?--> kerja dimana?tinggal dimana? anak keberapa? ; atau personality check ? --> orangnya asik ga ya? sensi apa ga?bisa dipercaya ga? dan daftar pertanyaan pun akan terus bertambah)
Membuat saya tersadar, ternyata saya terlalu banyak mikir (atau didorong oleh rasa takut/tidak percaya ya?). Saya mulai kehilangan makna kesederhanaan itu, think less do more, yang penting playing together lah.
Sepertinya saya perlu memasuki momen 'liburan sekolah', momen dimana saya bisa bermain dengan orang lain tanpa harus berpikir macam-macam. BERMAIN karena itulah penyeimbang kehidupan , hidup tidak harus selalu tentang kerjaan dan keseriusan melulu kan?

We don't stop playing because we grow old; we grow old because we stop playing.
George Bernard Shaw
 


Thursday, June 23, 2011

662 Hari





Pernah ga bertanya kepada Tuhan, kenapa Dia menciptakan seorang adik    ( perempuan) ?
Sejujurnya sih saya juga belum pernah bertanya seperti itu. Karena sepertinya saya sudah punya jawabannya.. :D



Rasanya seperti kakak-kakak lainnya di seluruh dunia, kita semua tidak dipersiapkan mengenai kehadiran seorang adik. Setidaknya itu yang saya rasakan, setelah 661 hari berperan sebagai anak tunggal di rumah,  menjadi pusat curahan kasih sayang dan perhatian. Tiba-tiba saya harus berbagi perhatian itu dengan seorang mahluk kecil yang orang tua saya sebut-sebut sebagai 'dede'. Tentu saja umur saya masih terlalu muda untuk mengerti bahwa sekarang saya adalah seorang cece ( panggilan untuk kakak perempuan-red).



Yang saya tahu adalah sekarang kemana saya berada, disitu pula adik saya berada
( saya baru perhatikan bahwa foto-foto masa kecil saya kebanyakan adalah foto-foto berdua dengan adik saya). Kalau saya dibeliin boneka , adik saya juga dapat boneka. Saya punya baju model ini, adik saya juga punya. Saya baru mengerti menjadi seorang kakak, setelah papa selalu berbicara hal yang sama berulang-ulang kali, " Kaka harus jadi teladan buat dede ya". Lucunya, mungkin kita berpikir anak sekecil saya tidak akan mengerti pesan yang terkesan berat itu. Tapi percayalah, saya mengerti bahwa menjadi teladan artinya saya harus bersikap yang baik, menjadi tiruan yang layak untuk adik saya, sekolah yang baik ( hanya saja saya baru mengerti tapi lupa menjalankannya sehingga saya banyak melakukan hal buruk di masa kecil saya.. maafkan  diriku, papa) pada akhirnya pesan bijak itu yang terngiang-ngiang ketika beranjak dewasa dan menyelamatkan saya dari kenakalan masa remaja.

Waktu pun berlalu, adik kecil saya yang selalu ngintil kemana pun saya berada, bertumbuh dewasa dan ada satu masa, saya dan adik saya walaupun kita tinggal satu rumah, tidur satu ranjang tapi kita tidak berbicara. Saya bener-bener tidak tahu apa yang yang dia alami, tidak ada berbagi cerita setelah pulang sekolah. Kita sibuk dengan teman masing-masing. Dan sikap cuek dia yang super duper ajubile amit-amit memperparah keadaan juga . Lalu untuk apa Tuhan menciptakan seorang adik (perempuan) bagi saya?

Kalau itu ditanyakan sekarang, saya akan menjawab Dia menciptakan untuk menjadi seorang sahabat bagi saya. Sekarang ada saat-saatnya, kita bisa ngobrol berjam-jam sampai pagi. Berbagi cerita, pikiran, impian, bahkan kadang ehem..tentang cowo gebetan. :)) , menjadi teman shopping, teman makan dikala stress berat, dan bahkan jadi teman travelling .Dia pula yang menjadi inspirasi saya untuk menjadi wanita yang lebih kuat, berprinsip, berwawasan luas seperti hari ini.

Jadi di hari special ini, ku ucapkan selamat hari ulang tahun dede. Semoga semua impianmu tercapai, pergi sekolah S2 di Amerika, jadi seorang psikolog dan buka klinik. Jangan lupa kerjasama kita untuk masalah anak-anak dan kapan kita pergi ke kota favorit kita? NYC?

" There's one way to feel about having a sister like you..... LUCKY " Quote