Mama saya adalah seorang pecinta bunga. Matanya akan menunjukkan ekspresi yang berbinar-binar ketika dia sedang membicarakan tentang bunga ataupun sedang mengurusi bunga-bunganya. Makanya salah satu impian saya adalah membelikan beliau sebuah rumah dengan cukup lahan untuk berkebun.
Setelah bertahun-tahun mendengar cerita-cerita mama mengenai bunga-bunganya akhirnya membuat saya penasaran juga. Dan saya putuskan untuk memulai berkebun juga, tempatnya di kantor saya. (Bukan) kebetulan bahwa kantor saya yang berbentuk Ruko memiliki tempat luas di lantai paling atas, sebenarnya fungsinya sebagai tempat untuk menjemur pakaian. Tapi karena tidak terpakai, maka cocoklah untuk ditaro beberapa pot bunga.
Dan mulailah pengalaman saya sebagai seorang tukang kebun amatiran … hehehehe… Ditemani oleh ibu pembantu di kantor, saya akhirnya membeli beberapa bunga. 2 pot bunga mawar, 1 pot bunga blue eyes, 1 pot bunga sutra Bombay, lalu masih ada 3 pot lagi yang saya lupa namanya. 1 jenis seperti sayuran dan akhirnya kita namakan po chai ( ngarang abiess) , lalu 1 jenis lagi berbentuk bola pingpong berwarna ungu.
Setiap pagi saya akan naik dan mengisi ember dengan air yang cukup untuk menyiram bunga-bunga itu. Ternyata ada beberapa bunga yang membutuhkan banyak air supaya tidak layu tapi ada juga yang tidak boleh disiram terlalu banyak. Awalnya saya tidak tahu, tapi lama-kelamaan akhirnya saya mengerti juga. Saya juga salah merawat bunga mawar saya, seharusnya mawar tidak boleh terkena matahari langsung.
Namun yang paling ditunggu-tunggu adalah cerita saya mengenai bunga sutra Bombay. Ada berapa yang mekar? Warna apa saja? Seru sekali bagian menghitung berapa yang mekar, karena banyak sekali yang mekar setiap hari.
Ternyata saya bukan pecinta bunga seperti mama saya, akhirnya setelah setahun merawat bunga-bunga itu akhirnya saya pun menyerahkan tugas itu kepada ibu pembantu di kantor.
Saya belajar dari pengalaman itu bahwa untuk merawat bunga saja, saya harus meluangkan waktu tiap hari loh.. bayangkan apa jadinya bunga-bunga itu tidak saya perhatikan, saya menyiramnya ya suka-suka sajalah. Kalau mood siram, kalau ga mood cuekin aja. Rasanya dalam waktu 1 minggu, semua bunga-bunga saya akan mati kekeringan.
Lalu saya berpikir, wah apalagi dalam satu hubungan ya? Saya rasa dalam satu hubungan, baik itu dengan pasangan, sahabat atau bahkan keluarga. Kita tidak bisa terlalu cuek loh, yang kalau mood kita baik sama mereka. Kalau ga mood ya sudah cuekin saja. Kalau mau ya kita kasih perhatian, kalau ga ..bisa ga ngomong seminggu. Astaga???
Pernah baca mengenai 5 bahasa kasih ? Tulisan dari seorang psikolog bernama dr. Gary Chapman. Tulisannya membuka pikiran saya, bahwa setiap orang memiliki tangki kasihnya masing-masing dan tangki kasih tersebut bisa menjadi kosong. Nah untuk mengisinya adalah melalui bahasa kasih.
Bahasa kasih merupakan apa yang orang itu butuhkan untuk merasa paling dicintai.
Ada 5 Bahasa kasih dan tiap orang memiliki bahasa kasih yang berbeda-beda :
1. Kata-kata Pendukung
2. Sentuhan fisik
3. Saat-saat berkesan
4. Pemberian
5. Pelayanan
Tulisan ini hanya untuk mengingatkan diri saya, bahwa saya perlu melakukan perawatan tiap hari untuk “kebun-kebun” hubungan saya.
Kalau untuk bunga saja, kita bisa berikan perhatian setiap hari. Apalagi untuk sesama kita manusia, bukankah begitu?
0 comments:
Post a Comment