Saturday, February 25, 2012

R A I N

“ Ceritakan lagi..ceritakan tentang Rain lagi, ma” pintaku dengan sebuah senyum yang mengembang, karena cerita sebelum tidur itu yang selalu kutunggu-tunggu dari mama. Dan mama tanpa bosan-bosannya selalu memenuhi permintaanku setiap malam. Entah kekuatan magis apa dari cerita itu, namun aku tidak pernah merasa jemu walaupun sudah mendengarnya berulang kali.

Dan mama pun memulai rutinitas cerita itu dengan mengelus-elus kepalaku sambil bercerita mengenai sebuah toko pakaian bernama Toko Choices di sebuah kota modis , dimana dikota itu hanya ada seorang perancang baju yang sangat kreatif. Baju-baju yang dikreasikannya tidak pernah sama, semuanya unik dan berbeda. Karena itulah kota modis itu terkenal sampai ke seluruh dunia dan banyak orang dari berbagai-bagai bangsa akan datang untuk membeli model pakaian terbaru.
Sebuah kota bisa terkenal karena banyak hal, biasanya karena panorama yang indah seperti Bali, terkenal karena pantainya yang indah. Atau Kota Medan, yang terkenal karena Danau Tobanya. Bayangkan , Kota Modis ini terkenal karena rancangan pakaian yang limited edition, tidak ada orang yang akan memakai baju yang sama. Baju santai, baju pesta, night gown, bahkan sampai baju tidur semuanya dengan model yang berbeda-beda. Warga kota modis secara otomatis banyak yang memanfaatkan peluang ini dengan membuka toko pakaian. Oleh karena itu, adalah sangat lumrah melihat sepanjang jalan dipenuhi dengan berbagai-bagai macam toko pakaian, ada yang mewah ala toko pakaian di Beverly hills, ada juga kelas boutique, ada juga yang sekadar toko ala kadarnya.

“ Oww..aku sangat senang sekali, aku merupakan hasil karya sang perancang yang sangat cantik” batin sebuah gaun pengantin yang sangat cantik, berwarna putih bersih dengan payet-payet Kristal swarowsky yang bertebaran di seluruh gaunnya, membuatnya berkilau. Sang perancang memang mengerahkan waktu yang lama untuk menyelesaikan gaun ini, yang diberi nama Rain. Mungkin karena Kristal-kristal itu mengingatkan akan titik hujan yang jatuh dari langit.
 “ Sempurna” selalu itu yang diucapkan sang perancang setiap kali hasil karyanya selesai dikerjakan.

Sang perancang pun lalu memutuskan ke toko mana, Rain akan dikirimkan. Dalam perjalanan menuju toko itu, dimana Rain sudah membayangkan bahwa dirinya akan dipajang di salah satu toko mewah dimana dia akan menjadi pusat perhatian bagi para calon pembeli yang datang dari seluruh dunia. Mungkin diriku akan dipakai oleh seorang mempelai wanita yang akan melangsungkan pernikahannya di sebuah gereja ortodoks di Inggris, seperti Putri Diana. Oh wow, mungkinkah seorang putri dari kerajaan akan memakaiku?
Tapi lamunan Rain pun terhenti, begitu dia sampai di sebuah toko sederhana, berwarna pink muda, memang sih bergaya minimalis sehingga menimbulkan kesan sweet dan homy. Rain pun tiba di perhentian terakhirnya : Toko Choices.

Toko Choices dalam cerita ini merupakan toko ala kadarnya, maklumlah pemiliknya hanyalah seorang ibu biasa yang hanya mampu menyewa sebuah toko sederhana, namun cukup tertata rapi dengan gaya minimalis. Letaknya di sebuah penghujung jalan Mode, dan biasanya hanya sedikit orang yang mau berjalan sampai ke ujung jalan, karena para pembeli kebanyakan sudah puas belanja di pertengah jalan. Hanya beberapa pembeli yang masih penasaran, yang akan terus berjalan dan memasuki toko Choices. Baju-baju yang dijual di toko ini pun tidak kalah bagusnya dengan toko-toko yang mewah di depan jalan utama. Bahkan para pembeli  mengkomentari bahwa mereka tidak menyangka akan menemukan baju-baju yang indah di sebuah toko sederhana seperti ini. Dan biasanya jika ada pembeli yang mengkomentari seperti itu, ibu penjual hanya membalas dengan sebuah senyuman syukur karena sang perancang baju tidak pernah membeda-bedakan toko. Semua toko dari yang sederhana sampai yang mewah pun akan mendapatkan hasil karyanya yang bagus.

Awalnya Rain sangat shock dan kecewa, namun “Ah, mungkin saja sang perancang salah menuliskan alamat tokonya. Ya ..ya pasti ada kesalahan, mungkin besok sang perancang akan menyadari dan akan memindahkanku ke toko di Jalan Utama itu” Pikir Rain dengan optimis.

Tetapi setelah sehari, dua hari bahkan seminggu. Apa yang diyakini oleh Rain tidak terwujud. Ternyata Sang Perancang tidak salah mengirim Rain ke toko Choices. Rain memang dijadikan sebagai baju terindah sehingga dia di pajang di depan kaca hingga dua minggu, tapi sayang dalam dua minggu itu tidak ada pembeli yang mampir ke toko. Rain sangat sedih dan menjadi bermuka muram hari itu, menyesali nasibnya dan berandai-andai, jika saja dia dipajang di toko Jalan Utama, mungkin saja hari ini dia sudah dibawa orang ke negeri yang baru. “Sudahlah jangan bersedih, sang perancang pasti punya maksud tersendiri ketika memutuskan untuk mengirimmu ke toko ini” Sebuah Jeans tipe Skinny Jeans mencoba menghibur Rain. Rain tidak menjawab, dia masih belum bisa memahami alasan apa dari sang perancang.

Setelah dua minggu dipajang, sang perancangpun mengirim sebuah baju baru, kali ini sebuah night gown warna merah  ke toko Choices, dan secara otomatis, baju baru itu yang akan dipajang menggantikan Rain. Rain bertambah sedih, karena pikirnya jika dia tidak dipajang di jendela, siapa yang akan memperhatikan dia? Diam-diam, Rain pun menangis.

“Hey, apa yang kau lakukan dengan gunting itu , Rain?”Teriak Sack dress warna pink kencang.
“Ssstttt…jangan berisik. Aku Cuma pengen melakukan perubahan sedikit, supaya aku tidak kalah seksi dengan night gown baru itu” Tunjuk Rain ke arah manekin.
“Maksudmu seperti mengoperasi gitu? Jangan macem-macem Rain,kamu ini sudah sempurna! Seperti kata sang perancang. “
Aduh bahasa yang aneh, mengoperasi? Aku Cuma melakukan sedikit perubahan, memangnya itu masalah besar? Yang penting adalah aku bisa tampil semenarik mungkin supaya ada yang mau membeli aku. Sudah bosan aku berada di toko jelek ini.
Tapi tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, dan Rain terkejut sehingga gunting itu jatuh,
“Pantesan kok berasa ada suara ribut, ternyata ada gunting jatuh” Ternyata ibu pemilik toko yang membuka pintu, lalu ia pun memungut gunting yang jatuh dekat Rain. “Aduh, gaunnya jadi robek, pasti karena terkena gunting ini.”Terdengar suara cemas.
Rain menjadi semakin sedih, sekarang dirinya adalah barang cacat. Dia akan masuk dalam kelompok baju diskon, karena ada cacat. Berkali-kali dia menangisi nasibnya, menyesali malam dimana dia memegang gunting itu, yang mengakibatkan gaun cantiknya menjadi rusak. “ Sekarang aku tidak akan laku lagi, selamanya terjebak dalam toko jelek ini!” oceh Rain setiap malam. “Tidak ada yang akan membeliku, aku barang jelek. Aku barang cacat!!”Rain pun mulai menangis lagi.
Mungkin karena tidak tahan dengan tangisan dan omelan Rain akhirnya Baju santaipun ikut bicara, “Rain dengar ya, aku Cuma bakal ngomong satu kali saja! Kamu sempurna! Tidak ada istilahnya barang cacat! Sempurna karena itulah yang dilihat sang perancang ketika menciptakanmu!”
“ Iya, kamu sih enak aja ngomongnya. Kamu kan tidak cacat!” Bantah Rain dengan keras, matanya mulai memerah hendak menangis lagi.
“ Kamu selalu ngoceh soal kamu tidak laku, hey tahu tidak? Yang belum terjual kan bukan Cuma kamu. Kita semua juga belum terjual karena memang lagi sepi pembeli. Tapi tidak ada kan yang mengeluh seperti kamu? Karena kita semua yakin, bahwa akan pembeli yang akan datang, dan orang yang tepat akan membeli kita. Walaupun mungkin bukan hari ini kita laku terjual, mungkin bisa saja seminggu lagi, atau sebulan lagi atau setahun lagi. “
“Dan kamu tahu ga? Kenapa kita bisa seyakin itu?” Lanjut Baju Santai tanpa memberi kesempatan Rain untuk berbicara. “Karena kita diciptakan sempurna, berharga dimata orang yang tepat untuk kita. Jadi jangan KUATIR! “

Rain tidak membalas apa-apa lagi perkataan si baju santai, dia mungkin sedang memikirkan perkataannya. Memang benar semua perkataan si baju santai, Rain pun menyadari kesalahannya. Rain terfokus ingin cepat laku, tidak sadar dia pernah menyalahkan sang perancang karena menempatkan dia di sebuah toko terpencil, di ujung jalan dan bukannya menempatkannya di Jalan Utama. Dia pun merasa dirinya tidak sempurna, merasa kurang menarik sehingga dirinya susah laku. Padahal sang perancang selalu mengatakan  sempurna di setiap kreasinya tak terkecuali Rain. Hari itu, ada harapan baru muncul dalam diri Rain, bahwa entah kapan tapi akan datang waktunya, seorang pembeli akan memasuki toko Choices dan matanya akan tertuju kepada Rain, bukan kepada cacatnya. Dan dengan mata yang berbinar-binar seperti jatuh cinta pada pandangan pertama. Rain akan dibelinya, karena seakan-akan Rain memang diciptakan untuk pembeli tersebut. Sejak saat itu, sebuah senyum selalu mengembang di wajah Rain dan tidak ada lagi keluhan-keluhan keluar dari mulut Rain. Dia berharap hari demi hari, karena pengharapan tidak pernah mengecewakan.

0 comments:

Post a Comment