"Nanti malam, kita main apa nih? perang bantal atau UNO?" pertanyaan muncul dari seorang anak laki-laki di belakang saya. Saya mencoba melihat ke belakang dan menghitung.. ternyata ada 4 anak laki-laki dan 1 anak perempuan, kisaran usia 10-12 tahun. Dan percakapan para anak-anak kecil itu pun berlanjut mengenai rencana mereka malam ini.
Sepenggal pembicaraan mereka itu mencuri perhatian saya yang sedang asik menikmati es krim sundae coklat sambil menunggu 'jemputan' shuttle bus ke rumah.
Ahh... liburan sekolah sudah dimulai ya? Mengulang kata 'liburan sekolah' saja, sudah membawa perjalanan panjang di otak saya. 3 Minggu paling indah dalam setahun, tanpa jam malam, tanpa harus bangun pagi, tanpa ada ulangan, tanpa ada guru yang jutek dan ngomel-ngomel di kelas, tapi walaupun begitu PR tetep ada ( mungkin para guru tidak rela nih kalau murid-muridnya 'hanya' sekadar berlibur :D ).
BERMAIN ! Liburan sekolah hanya diciptakan untuk satu tujuan yaitu bermain dengan sepuas-puasnya. Bermain dengan sepupu dan teman, bermain video game sampai larut malam, bermain dimana saja dan kapan saja dengan siapa saja pun. Bener ga? ??
Coba bayangkan dua anak kecil yang tidak saling kenal, berada dalam satu ruangan dan hanya ada 1 mainan yang bisa dimainkan yaitu sebuah bola dan percakapan mereka berdua adalah sebagai berikut :
Anak 1 : Hai , namanya siapa? ( senyum lebar, extrovert nih)
Anak 2 : Joni, kamu siapa? (sambil menyodorkan tangannya, masih belum mau tersenyum)
Anak 1 : Mario. kamu sekolah dimana?Aku sekolah di bla-bla school, international loh. ( suka pamer juga)
Anak 2 : Ooh..Aku juga sekolah di bla..bla International School ( Ga mau kalah)
Eh...hmm...( mata melirik ke bola, tapi msh ragu mau ajak main atau tidak ya? Baru kenal...enak ga ya?hmmm.....)
Oke, sepertinya imajinasi saya agak ngawur karena anak kecil ga mungkin bersikap seperti itu deh :)), yang benar adalah salah satu dari mereka akan memulai menendang bola itu ke arah anak yang lain. Dan anak yang lain akan merespon dengan membalas tendangan. Mereka mungkin akan terjatuh saat mengejar bola, lalu mereka berdua akan sama-sama tertawa seperti mereka adalah sepasang sahabat lama dan tau ga hebatnya? mereka belum tentu sudah tahu nama masing-masing loh.
Simple? Yes .
Pertanyaannya adalah kapan ya saya terakhir mengalami hal tersebut ? ( kenalan dengan orang baru tanpa harus melakukan back ground check?--> kerja dimana?tinggal dimana? anak keberapa? ; atau personality check ? --> orangnya asik ga ya? sensi apa ga?bisa dipercaya ga? dan daftar pertanyaan pun akan terus bertambah)
Membuat saya tersadar, ternyata saya terlalu banyak mikir (atau didorong oleh rasa takut/tidak percaya ya?). Saya mulai kehilangan makna kesederhanaan itu, think less do more, yang penting playing together lah.
Sepertinya saya perlu memasuki momen 'liburan sekolah', momen dimana saya bisa bermain dengan orang lain tanpa harus berpikir macam-macam. BERMAIN karena itulah penyeimbang kehidupan , hidup tidak harus selalu tentang kerjaan dan keseriusan melulu kan?
We don't stop playing because we grow old; we grow old because we stop playing.
George Bernard Shaw
BERMAIN ! Liburan sekolah hanya diciptakan untuk satu tujuan yaitu bermain dengan sepuas-puasnya. Bermain dengan sepupu dan teman, bermain video game sampai larut malam, bermain dimana saja dan kapan saja dengan siapa saja pun. Bener ga? ??
Coba bayangkan dua anak kecil yang tidak saling kenal, berada dalam satu ruangan dan hanya ada 1 mainan yang bisa dimainkan yaitu sebuah bola dan percakapan mereka berdua adalah sebagai berikut :
Anak 1 : Hai , namanya siapa? ( senyum lebar, extrovert nih)
Anak 2 : Joni, kamu siapa? (sambil menyodorkan tangannya, masih belum mau tersenyum)
Anak 1 : Mario. kamu sekolah dimana?Aku sekolah di bla-bla school, international loh. ( suka pamer juga)
Anak 2 : Ooh..Aku juga sekolah di bla..bla International School ( Ga mau kalah)
Eh...hmm...( mata melirik ke bola, tapi msh ragu mau ajak main atau tidak ya? Baru kenal...enak ga ya?hmmm.....)
Oke, sepertinya imajinasi saya agak ngawur karena anak kecil ga mungkin bersikap seperti itu deh :)), yang benar adalah salah satu dari mereka akan memulai menendang bola itu ke arah anak yang lain. Dan anak yang lain akan merespon dengan membalas tendangan. Mereka mungkin akan terjatuh saat mengejar bola, lalu mereka berdua akan sama-sama tertawa seperti mereka adalah sepasang sahabat lama dan tau ga hebatnya? mereka belum tentu sudah tahu nama masing-masing loh.
Simple? Yes .
Pertanyaannya adalah kapan ya saya terakhir mengalami hal tersebut ? ( kenalan dengan orang baru tanpa harus melakukan back ground check?--> kerja dimana?tinggal dimana? anak keberapa? ; atau personality check ? --> orangnya asik ga ya? sensi apa ga?bisa dipercaya ga? dan daftar pertanyaan pun akan terus bertambah)
Membuat saya tersadar, ternyata saya terlalu banyak mikir (atau didorong oleh rasa takut/tidak percaya ya?). Saya mulai kehilangan makna kesederhanaan itu, think less do more, yang penting playing together lah.
Sepertinya saya perlu memasuki momen 'liburan sekolah', momen dimana saya bisa bermain dengan orang lain tanpa harus berpikir macam-macam. BERMAIN karena itulah penyeimbang kehidupan , hidup tidak harus selalu tentang kerjaan dan keseriusan melulu kan?
We don't stop playing because we grow old; we grow old because we stop playing.
George Bernard Shaw









